Sebuah pernikahan pasti sebuah cerita sepanjang masa yang selalu aku idamkan. Menjelang akhir tahun kemarin, seorang sahabat yang usianya 1 tahun lebih tua dariku mengumumkan pertunangannya. I’m so happy for her…really really happy. Aku yakin calon yang pernah dia ceritakan padaku setahun kemarin adalah jodohnya dunia akhirat. Seorang yang begitu lekat disetiap doa, ingatan, dan ceritanya.
Tahun 2016, aku bercerita aku dekat dengan seseorang. Hingga akhir cerita itu tak kulanjutkan, akupun berbagi cerita dengannya. Dia sepertinya juga tak tahu kemana arah kisah cintanya kali ini. Dia semakin memanjatkan doa agar kelak bersanding dengannya. Aku kembali meng-aamiin-i setiap doanya. Dia tak sepertiku yang sudah lelah berusaha untuk bersatu dengannya. Aku hanya pasrah mengikuti alur dari Tuhan kemana langkah ini menuju. Hingga tahun 2017 kami tak saling bercerita. Aku merasa masih sendiri, sedang dia aku yakin masih chit chat dengannya. Sampai akhirnya september 2017, beberapa hari sebelum ulang tahunnya, pria itu melamar dirinya. Aku bahagia mendengar ceritanya.
Tapi aku lebih resah mendengar ceritanya. Aku resah dengan keinginanku yang ingin segera menikah. Dia dan mereka yang lain tahu bagaimana aku. Bagaimana kisah masa laluku. Aku pun semakin resah. mungkin aku bukan orang dengan tipe yang cepat move on. Jika aku mendengar kisah cinta pangeran dan putri aku malah semakin menjadi dengan semua kenangan indah dan semu yang pernah ku lalui tahun-tahun sebelumnya.
Usiaku 35, dan aku semakin tak tahu dengan keresahan hatiku. di luar, pastilah aku nampak tegar. Tak resah dengan semua omongan orang, bahwa pernikahan tak melulu perkara usia, bahwa semua urusan di dunia sudah terjamin janjinya oleh Tuhan ku Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. dan semuanya kuyakini dalam imanku. Kata teman yang lain nikmatilah masa mu semasih sendiri. Mungkin aku sudah sangat menikmati ya..lebiiihh bahkan. Justru semakin menikmati semakin kuresahkan, karena aku takut dengan semua kenikmatan yang membuatku lupa usiaku. Aku sepenuhnya yakin bahwa akan datang saatnya yang telah dijanjikan Tuhanku itu, dengan semua caraNYA yang indah dan semua pilihanNYA yang tepat untukku.
Sementara biarlah begini. Aku tak pernah tahu cerita apa yang sedang menantiku. sementara aku dengan semua keresahanku, aku tetap berjalan mengikuti semua alurnya. Yang semoga kelak membawaku dan mengajakku menjemput seseorang yang telah DIA pilihkan untukku. Aku sedang resah. Dan aku sedang berbahagia untuk seorang sahabatku yang selalu percaya akan kebesaranNYA untuk mendatangkan calon suaminya. Semoga kelak semua doanya yang terpanjat untukku akan segera dikabulkan. Aamiin
semoga lancar semua urusannya sahabat. Semoga selalu diberi kesehatan lahir bathin untuk menyambut hari besarmu. Aamiin.